Minggu, 08 Desember 2013
Browse Manual »
Wiring »
cerpen
»
pedih
»
pernah
»
sedih
»
tak
»
usai
»
yang
»
Cerpen Sedih Pedih Yang Tak Pernah Usai
Pedih Yang Tak Pernah Usai
Cerpen Sedih oleh Maya Winandra Nova
Jika aku boleh berteriak di tengah malam, maka akan ku teriakan seluruh suara yang terkumpul untuk melepas apa yang aku rasakan sungguh menyiksa, tetapi itu tak mungkin bisa aku lakukan karena begitu menentang kelamnya malam. Kadang ku berpikir hidup tak adil tuk ku jalani, teringat masa di saat ku harus jatuh dan jatuh lagi dan aku harus bangkit lagi dan bangkit tanpa ada yang tau tenang begitu kejam yang aku rasakan. Sakit terus dan sakit yang aku dapat. Gimana aku harus bisa mempertahankan senyumku jika sakit itu terus datang bertubi-tubi tak henti. Bagaimana aku bisa tertawa saat ku lemah dengan keadaan? Aku tak tau apa yang terjadi dalam hidupku ini. Air mata yang keluar dari kedua belah mataku seakan tak berarti dan tak berguna sama sekali. Tapi itu yang aku bisa lakukan saat ini, meratapi kisah hidupku yang harus gagal dan gagal lagi tuk ku pertahankan.
Sejenak ku berpikir, aku sudah gak sanggup lagi dengan keadaan ini, tapi aku harus bisa apa. Menangis, bersedih, menyesal, terpuruk atau terabaikan. . .? Secara garis keluarga aku termasuk tak begitu nampak raut kesedihan yang melandaku. Canda tawa seakan ku jadikan topeng buat hidupku. Ketegaran yang seakan-akan begitu menyiksa di mana ketegaran itu adalah bohong. Ku mencoba tegar dan kuat di manapun aku berada. Apakah aku harus mengeluh dan mengeluh lagi, menyesal dan menyesal lagi, terpuruk dan jatuh tak bisa bangkit lagi.? Aku juga tak tau akan hal itu kapan akan berakhir....
Ya Allah aku sudah gak sanggup dengan permainan dunia ini yang begitu menyiksa ku dan hidupku. Kenapa Engkau berikan cobaan terus menerus kepada diriku. . .? Sampai kapan aku harus menanggung rasa sakit dan kecewa akan patah hati tuk yang kesekian kalinya. Jika dia bukan untukku, kenapa Engkau memilihkan dia untuk aku? Kenapa mesti dia yang Engkau kirimkan tuk melukai hatiku ini? Engkau yang mengirimkannya untukku, tapi Engkau pula yang mengambil dia lagi diriku? Kenapa terus begini yang aku rasakan setelah semua harapan yang di berikan harus sirna di depan mataku ini? Ya Allah sungguh ku tak tau permainan apa lagi yang mengujiku saat ini. Jatuh dan terluka begitu menghiasi dalam hidupku. Ibarat penghias hidupku. Aku tak tau lagi bagaimana harus ku jalani hidup ini. Maju atau kah mundur?
Hampa dan bingung yang ku rasaka. Aku sungguh gak kuat atas apa yang Engkau berikan kepadaku saat ini. Ingin ku mengakhiri hidup ini tapi aku tak kuat melihat keluargaku kelak. Aku bingung dan terus dalam kebingungan. Aku sakit terus berada dalam kekecewaan dan akhirnya ku mengeluh dan mengeluh lagi. Hidupku kini tak ada artinya lagi. percuma ku simpan senyum jika mesti sakit yang harus terima.
Harapanku sia-sia saja, penantianku akhirnya percuma saja. Jika waktu bisa terulang kembali, aku tak ingin merasakanya yang begitu amat menyiksaku saat ini. Aku benar-benar terjatuh dari sebuah jurang yang curam yang mana penuh dengan hiruk pikuk duri yang akan mencabik-cabik tubuhku hinggap hancur tak tersisa. Aku seakan tak punya semangat tuk menjalani hidup ini.
Engkau berikan aku harapan dan Engkau pula yang menghancurkan harapan itu. Apakah belum puas sudah yang harus ku derita ini? Jika Engkau memang adil, maka jangan jauhkan harapan itu lagi untuk diriku. Memang banyak sangat kesalahan yang aku lakukan tapi kesalahan itu jangan Engkau tukar dengan harapan yang telah Engkau berikan yang hanya sesaat saja.
Aku ingin bebas dan aku ingin lepas dari semua ini. Aku udah gak sanggup
Sungguh tak sanggup lagi
Ya Allah jangan terus Engkau menghukum aku dengan keadaan ini dan terus menghujam aku dengan hal-hal seperti ne.
Biarkan aku meminta hal kecil ini. Ku berharap hal kecil ne menjadi hal terbesarku kelak.
Tak banyak yang ku minta, hanya harapan ini Ya Allah, tak ada yang lain tuk saat ini.
Aku ingin menghabiskan semua ini bersama nya
Tenangkan lah diriku ini tuk menjalani semua ini.
Berikan kesabaran dan keikhlasan yang sangat untuk menopang hidupku kedepan.
Lindungi dirinya yang sangat aku harapan, jauhkan hal buruk yang menimpanya dan pikiran yang jernih serta mertakan kepadanya.
Aku tak ingin terus mengeluh jika Engkau tak menghukumku begini.
Dengarkan ku yang sederhana ini Ya Allah.
Tiada yang bisa menolongku kecuali Engkau saat ini.
Tak ada harapan yang terbesarku selain mengharapkannya dari Diri-Mu Ya Allah.
Berkatilah setiap langkahku dan langkahnya tuk hidup ini, Amin Amin Ya Robbal Alamin.
By Maya Winandra Nova
Cerpen Sedih Pedih Yang Tak Pernah Usai
Cerpen Sedih oleh Maya Winandra Nova
Jika aku boleh berteriak di tengah malam, maka akan ku teriakan seluruh suara yang terkumpul untuk melepas apa yang aku rasakan sungguh menyiksa, tetapi itu tak mungkin bisa aku lakukan karena begitu menentang kelamnya malam. Kadang ku berpikir hidup tak adil tuk ku jalani, teringat masa di saat ku harus jatuh dan jatuh lagi dan aku harus bangkit lagi dan bangkit tanpa ada yang tau tenang begitu kejam yang aku rasakan. Sakit terus dan sakit yang aku dapat. Gimana aku harus bisa mempertahankan senyumku jika sakit itu terus datang bertubi-tubi tak henti. Bagaimana aku bisa tertawa saat ku lemah dengan keadaan? Aku tak tau apa yang terjadi dalam hidupku ini. Air mata yang keluar dari kedua belah mataku seakan tak berarti dan tak berguna sama sekali. Tapi itu yang aku bisa lakukan saat ini, meratapi kisah hidupku yang harus gagal dan gagal lagi tuk ku pertahankan.
Sejenak ku berpikir, aku sudah gak sanggup lagi dengan keadaan ini, tapi aku harus bisa apa. Menangis, bersedih, menyesal, terpuruk atau terabaikan. . .? Secara garis keluarga aku termasuk tak begitu nampak raut kesedihan yang melandaku. Canda tawa seakan ku jadikan topeng buat hidupku. Ketegaran yang seakan-akan begitu menyiksa di mana ketegaran itu adalah bohong. Ku mencoba tegar dan kuat di manapun aku berada. Apakah aku harus mengeluh dan mengeluh lagi, menyesal dan menyesal lagi, terpuruk dan jatuh tak bisa bangkit lagi.? Aku juga tak tau akan hal itu kapan akan berakhir....
Ya Allah aku sudah gak sanggup dengan permainan dunia ini yang begitu menyiksa ku dan hidupku. Kenapa Engkau berikan cobaan terus menerus kepada diriku. . .? Sampai kapan aku harus menanggung rasa sakit dan kecewa akan patah hati tuk yang kesekian kalinya. Jika dia bukan untukku, kenapa Engkau memilihkan dia untuk aku? Kenapa mesti dia yang Engkau kirimkan tuk melukai hatiku ini? Engkau yang mengirimkannya untukku, tapi Engkau pula yang mengambil dia lagi diriku? Kenapa terus begini yang aku rasakan setelah semua harapan yang di berikan harus sirna di depan mataku ini? Ya Allah sungguh ku tak tau permainan apa lagi yang mengujiku saat ini. Jatuh dan terluka begitu menghiasi dalam hidupku. Ibarat penghias hidupku. Aku tak tau lagi bagaimana harus ku jalani hidup ini. Maju atau kah mundur?
Hampa dan bingung yang ku rasaka. Aku sungguh gak kuat atas apa yang Engkau berikan kepadaku saat ini. Ingin ku mengakhiri hidup ini tapi aku tak kuat melihat keluargaku kelak. Aku bingung dan terus dalam kebingungan. Aku sakit terus berada dalam kekecewaan dan akhirnya ku mengeluh dan mengeluh lagi. Hidupku kini tak ada artinya lagi. percuma ku simpan senyum jika mesti sakit yang harus terima.
Harapanku sia-sia saja, penantianku akhirnya percuma saja. Jika waktu bisa terulang kembali, aku tak ingin merasakanya yang begitu amat menyiksaku saat ini. Aku benar-benar terjatuh dari sebuah jurang yang curam yang mana penuh dengan hiruk pikuk duri yang akan mencabik-cabik tubuhku hinggap hancur tak tersisa. Aku seakan tak punya semangat tuk menjalani hidup ini.
Engkau berikan aku harapan dan Engkau pula yang menghancurkan harapan itu. Apakah belum puas sudah yang harus ku derita ini? Jika Engkau memang adil, maka jangan jauhkan harapan itu lagi untuk diriku. Memang banyak sangat kesalahan yang aku lakukan tapi kesalahan itu jangan Engkau tukar dengan harapan yang telah Engkau berikan yang hanya sesaat saja.
Aku ingin bebas dan aku ingin lepas dari semua ini. Aku udah gak sanggup
Sungguh tak sanggup lagi
Ya Allah jangan terus Engkau menghukum aku dengan keadaan ini dan terus menghujam aku dengan hal-hal seperti ne.
Biarkan aku meminta hal kecil ini. Ku berharap hal kecil ne menjadi hal terbesarku kelak.
Tak banyak yang ku minta, hanya harapan ini Ya Allah, tak ada yang lain tuk saat ini.
Aku ingin menghabiskan semua ini bersama nya
Tenangkan lah diriku ini tuk menjalani semua ini.
Berikan kesabaran dan keikhlasan yang sangat untuk menopang hidupku kedepan.
Lindungi dirinya yang sangat aku harapan, jauhkan hal buruk yang menimpanya dan pikiran yang jernih serta mertakan kepadanya.
Aku tak ingin terus mengeluh jika Engkau tak menghukumku begini.
Dengarkan ku yang sederhana ini Ya Allah.
Tiada yang bisa menolongku kecuali Engkau saat ini.
Tak ada harapan yang terbesarku selain mengharapkannya dari Diri-Mu Ya Allah.
Berkatilah setiap langkahku dan langkahnya tuk hidup ini, Amin Amin Ya Robbal Alamin.
By Maya Winandra Nova
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar