Tampilkan postingan dengan label batu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label batu. Tampilkan semua postingan

Kamis, 07 November 2013

Tips meloloh anakan Murai Batu dan Cucak Rowo

Bahan lolohan untuk MB dan CR

Untuk bahan lolohan anakan MB dan CR, ada dua alternatif yang bisa dilakukan para penangkar. Pertama, murni menggunakan voer halus yang dicampur dengan air hangat, lantas diaduk-aduk sampai menjadi adonan yang rata.

Yang kedua, adonan dibuat dari campuran voer halus, kroto, dan cacing. Cacing cukup 1-2 ekor, dipotong kecil-kecil. Sedangkan voer dan kroto secukupnya. Yang penting adonan untuk lolohan ini harus habis. Jadi, silakan membuat takaran sendiri, yang disesuaikan dengan jumlah anakan. Kalau anakan sudah kenyang, dan makanan tersisa, sebaiknya langsung dibuang.

“Bagi yang belum berpengalaman memang harus hati-hati ketika meloloh anakan. Yang penting, perhatikan batas kekenyangan anakan. Sebab anakan murai batu maupun cucakrowo itu sering membuka paruhnya, terutama saat merasakan sesuatu gerakan,"

Anakan murai batu (kiri dan tengah) dan anakan cucakrowo umur 2 minggu.

Jadi, buka paruh itu tak selalu menandakan anakan kelaparan. Ketika kita tidak mengetahui hal ini, kemudian terus melolohnya, tahu-tahu burung sudah kekenyangan. Akibatnya, piyikan bisa mati akibat kekenyangan.
Untuk melihat apakah anakan sudah kenyang atau belum, sebaiknya periksa temboloknya atau crop. Kalau tembolok sudah terisi (tidak kosong, juga tak penuh), sebaiknya lolohan dihentikan.  Nanti, satu jam lagi, bisa diloloh kembali.

“Jadi anakan murai batu dan cucakrowo itu sebenarnya tak perlu kenyang, tetapi cukup sekadar temboloknya terisi alias tidak kosong.​ Asalkan kita rutin meloloh secara berkala, sesuai dengan umur burung, maka anakan tidak akan kelaparan. Ya, seperti manusialah. Lebih baik perut terisi, meski sedikit, daripada sekali makan langsung banyak,"

Apabila anakan sudah berumur 2 bulan, jenis pakan mulai dipisah. Om Dodi biasa memberikan pakan kepada murai batu trotolan berupa voer, kroto, dan jangkrik. Adapun cucakrowo diberi pakan berupa pisang, kroto, dan jangkrik.

Cucakrowo umur 3 bulan dibiarkan bebas di halaman,



Jika sudah jinak, burung tak pernah takut dengan manusia.

“Burung-burung ini sudah jinak sekali. Seperti halnya ayam, meski dilepas di halaman, mereka akan masuk sendiri ke dalam sangkarnya,”

Tips bukan hanya bisa dipraktikkan rekan sesama penangkar, khususnya pemula, tetapi juga oleh kicaumania yang membeli anakan MB atau CR. Sebagian kicaumania memang lebih senang membeli burung sejak masih anakan, karena burung bisa dilatih sejak dini, lebih mudah jinak, dan nantinya bisa lebih gacor.



ReadFull Article ..

Kamis, 17 Oktober 2013

Gejala Sakit Batu Empedu

Batu empedu adalah timbunan kerak atau kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Timbunan ini terbentuk karena komposisi empedu sudah tidak seimbang sehingga bentuknya tidak cair lagi, tapi ada yang mengendap. Kandung empedu itu sendiri berfungsi untuk mencerna lemak.

Selama ini banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya terkena penyakit batu empedu. Ada beberapa orang yang justru mengira bahwa sakit dibagian perutnya adalah tanda-tanda penyakit batu empedu.


"Batu kandung empedu dibagi menjadi tiga macam, yaitu batu kolesterol yang terbentuk karena kolesterol tidak larut dan membentuk endapan, batu bilirubin terjadi apabila konsentrasi bilirubin dalam cairan empedu yang tidak terkonjugasi meningkat, dan batu campuran yang merupakan campuran dari keduanya," ujar Dr. Sigit Tjahyono, SpB. SpBTKV pada acara "Laparoskopi Sebagai Terapi Terkini Penanggulangan Batu Empedu" di RS Puri Indah, Jakarta, Kamis (6/8/2009).

Sebagian besar batu empedu tidak menimbulkan gejala dalam jangka waktu lama, terutama jika terletak pada kandung empedu. Namun gejala yang umum terjadi, yaitu:

  • Nyeri pada perut bagian atas kanan seperti diperas dan biasanya hilang timbul, bisa menyebar ke punggung kanan dan bahu bagian kanan.
  • Mual
  • Demam
  • Muntah
  • Kuning, jika batu menyumbat kandungan empedu yang dekat dengan hati.


Dr. Sigit mengatakan penyakit batu empedu lebih banyak terjadi pada keadaan yang dikenal dengan 4F, yaitu wanita (female), usia 40 tahun (fourty), diet tinggi lemak (fatty) dan masih dalam reproduksi aktif (fertile).

Untuk menentukan ada atau tidaknya batu empedu didasarkan pada gejala klinis dan hasil pemeriksaan seperti tes fungsi hati, USG abdomen, pemeriksaan darah tepi serta pemeriksaan CT-scan jika hasil USG abdomen tidak dapat menggambarkan dengan jelas.

"Cara untuk mencegah batu empedu adalah dengan mengatur pola makan yang benar dan sehat, sedangkan jika sudah terkena batu empedu sebaiknya mengurangi mengkonsumsi makanan berlemak," saran dari Dr. Sigit Tjahyono, SpB. SpBTKV.

Apabila tidak ditemukan gejala, biasanya tidak memerlukan pengobatan hanya diperlukan perubahan pola makan. Tapi jika batu empedu sudah menimbulkan serangan nyeri yang berulang walaupun pola makan sudah diatur dengan baik, maka pasien harus menjalani pengangkatan kandung empedu (cholesystektomi).

Pengangkatan batu empedu ini bisa dilakukan secara konvensional yaitu dengan operasi terbuka atau secara bedah invasif minimal (laparoskopi) yaitu mengangkat kandung empedu melalui selang yang dimasukkan lewat sayatan kecil di dinding perut.

sumber:
detikHealth
ReadFull Article ..