Tampilkan postingan dengan label bangun. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bangun. Tampilkan semua postingan

Selasa, 15 Oktober 2013

Bangka Belitung Bangun PLTN

Pemerintah Provinsi Bangka Belitung akan membangun dua Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir berkekuatan 10.600 MW.
"Dua PLTN yang akan dibangun dalam upaya memenuhi kebutuhan energi listrik terutama di Babel," ujar Gubernur Babel, Eko Maulana Ali, Rabu, setibanya di Bandara Depati Amir Pangkalpinang dari kunjungannya ke Slovenia dan Slovakia untuk studi banding masalah PLTN.
Ia menjelaskan, dari dua PLTN yang akan dibangun tersebut satu unit PLTN berlokasi di Muntok, Kabupaten Bangka Barat berkekuatan 10.000 MW dan di Desa Permis, Kabupaten Bangka Selatan, berkekuatan 600 MW.
Ia menjelaskan, dipilihnya kedua kabupaten tersebut berdasarkan hasil studi Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), yang sudah melakukan studi kelayakan di Babel sejak 2009.
"Kedua daerah itu memiliki kondisi tanah yang sangat baik sekali untuk pembangunan PLTN dan dekat dengan pantai, sehingga biaya transmisi lebih murah," ujarnya.
Ia mengatakan, pasokan listrik sebesar itu tidak hanya dijual di Babel saja, tapi akan dijual mulai dari Bali hingga Sumatera.

"Pembangunan PLTN ini tidak hanya mengakomodir kebutuhan listrik di Babel saja, tapi juga mengakomodir kebutuhan listrik mulai dari Bali hingga Sumatera," tuturnya.
Menurut dia, pembangunan PLTN di Babel, karena daerah ini merupakan wilayah yang paling cocok untuk pembangunan PLTN dan sudah memenuhi 17 persyaratan yang ditetapkan hasil penelitian dari BATAN.
"Pembangunan PLTN ini merupakan suatu upaya dari pemerintah tapi belum final, masih tergantung dari pemerintah pusat," katanya.
Eko menambahkan, pemerintah pusat tidak bisa melakukan apa pun, jika pemerintah daerah tidak bergerak untuk terus mensosialisasikan pembangunan PLTN ini kepada masyarakat.
"Pembangunan PLTN ini sangat sensitif, karena masih banyak masyarakat yang belum memahami nuklir. Masyarakat hanya mengetahui bahayanya saja, tapi tidak mengetahui manfaat dari nuklir itu sendiri," katanya.
Ia mengatakan, sudah banyak PLTN yang dibangun di Jepang, Korea, Rusia, Slovenia, Slovakia serta beberapa negara maju di Eropa.
"PLTN di Jepang dibangun di tengah-tengah kota, walaupun masyarakatnya sudah mengalami trauma yang besar pada saat Kota Hiroshima dibom oleh sekutu. Namun saat ini negara tersebut sudah sangat maju," ujarnya.

Kamis, 23 Desember 2010
Sumber : http://www.antaranews.com/berita/1293080878/bangka-belitung-bangun-pltn

ReadFull Article ..

Minggu, 13 Oktober 2013

Arab Saudi Akan Bangun 16 Reaktor Nuklir

Jakarta - Pemerintah Jerman telah memutuskan untuk menutup reaktor nuklirnya bercermin dari krisis nuklir di Fukushima, Jepang. Berbeda dengan Jerman, Arab Saudi malah berencana membangun 16 reaktor nuklir.

"Dalam 10 tahun ke depan kita akan mempunyai dua reaktor. Setelah itu, tiap tahun kita akan membangun dua reaktor sehingga pada tahun 2030 kita akan mempunyai 16 reaktor nuklir," ujar Koordinator Badan Nuklir Saudi, Abdul Ghani Malibari seperti dikutip The Strait Times, Rabu (1/6/2011).

Menurut Malabari reaktor yang dibangun ini akan memenuhi kebutuhan energi listrik Arab Saudi sebesar 20 persen. Negara penghasil minyak terbesar itu kini sedang mencari variasi sumber energi untuk kebutuhan domestiknya.

Februari lalu, mereka telah menandatangani kerjasama perjanjian dengan Prancis untuk pengembangan energi nuklir. Sebelumnya pada tahun 2008 mereka juga menandatangani kerjasama serupa dengan Amerika Serikat.

Kebijakan Arab Saudi ini berbeda 180 derajat dengan Jerman. Jerman lebih memilih untuk menutup reaktor nuklirnya setelah bercermin dari krisis nuklir di Fukushima, Jepang.

"Kami ingin listrik di masa depan akan lebih aman dan juga terjangkau dan terpercaya," kata kanselir Jerman, Angela Merkel seperti dikutip AFP, Selasa (31/5).

Sumber : http://www.detiknews.com/
Kamis, 02/06/2011 04:25 WIB

ReadFull Article ..

Sabtu, 12 Oktober 2013

Malaysia Bangun PLTN Generasi 3 di Perbatasan Sumatera Utara

Kebutuhan energi yang semakin mendesak mendorong Malaysia memutuskan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Lokasinya disebut-sebut di sebuah pulau milik Malaysia yang berbatasan dengan Sumatera Utara (Sumut), Indonesia.



Meski belum diketahui detail PLTN itu, namun anggota Tim Sosialisasi PLTN Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) Wawan H Purwanto menyebut parlemen Malaysia sudah merekomendasikan penggunaan nuklir di lokasi itu sebagai energi alternatif.



"Negara jiran Malaysia sudah dipastikan mendirikan instalasi nuklir, tapi bukan di wilayah Indonesia tapi di pulau mereka sendiri. Memang kalau ditarik garis ya, di perbatasan Indonesia di sekitar Sumatera Utara," katanya kepada Pelita, di Jakarta, Selasa (19/4).



Selain Malaysia, negara tetangga Indonesia yang juga sudah memastikan mendirikan PLTN adalah Vietnam dan Thailand. Vietnam disebut-sebut berencana membangun 13 instalasi, sedangkan Thailand empat instalasi.



Sementara Singapura, seperti dikutip AFP, awal pekan ini menyatakan "masih jauh" dari pemanfaatan energi tersebut, sebagaimana dijelaskan Menteri Senior Negara untuk Perdagangan dan Industri S Iswaran.



Dirjen Badan Nuklir Malaysia Muhammad Lebai Juri mengakui reaktor yang akan mereka bangun adalah reaktor generasi-3 yang mereka klaim lebih baik dari Jepang.



"Reaktor sekarang adalah reaktor generasi-3 yang lebih baik dari Jepang. Di sini, di Malaysia, kita akan mencari sistem baru dengan memasukkan kapasitas sistem keamanan-nya," kata Muhammad dikutip Uvetmdingnews.



"Kami siap dan akan menentukan langkah-langkah tertentu jika terjadi kebocoran. Kami memiliki sejumlah badan-badan yang akan melakukan langkah-langkah pengamanan jika terjadi kebocoran. Anda harus tahu, Jepang membangun nuklirnya sejak tahun 1970, seperti reaktor nuklir generasi-1," sambungnya.



Dia tidak menyebut nama lokasi tempat yang paling tepat untuk membangun PLTN. Dia menambahkan, sejumlah pakar dari badan nuklir sedang menjajaki rencana ini. "Ada risiko namun teknologi berkembang dan kita juga harus memenuhi kebutuhan kita," kata Muhammad. Kebutuhan mendesak



Wawan H Purwanto menjelaskan, Indonesia memang sudah seharusnya segera merintis penggunaan energi nuklir sebagai energi pengganti bahan bakar fosil. Apalagi kebutuhan energi Indonesia setiap tahun terus meningkat. Jika pada tahun ini hanya sekitar 35.000 Megawatt, maka pada 2025, kebutuhan energi Indonesia sudah meningkat tajam menjadi 100.000 Megawatt.



"Padahal ketersediaan minyak bumi di Indonesia hanya tinggal 21 tahun lagi, gas 61 tahun, dan batubara hanya tersedia 80 tahun lagi," ungkapnya.



Dari sisi ketersediaan bahan baku nuklir seperti uranium,menurut Wawan H Purwanto, Indonesia sangat melimpah. Di Pulau Bangka, bahan baku uranium bisa memasok sampai 400 tahun.



"Di Kalimantan dekat perbatasan Malaysia, malah persediaan uraniumnya juga sampai dua pertiga, sementara Malaysia hanya sepertiganya," katanya.



Sampai saat ini, kata Wawan, Indonesia baru memiliki tiga reaktor itupun untuk tujuan riset seperti di Serpong, Bandung, don Yogyakarta dengan daya sekitar 90 Megawatt. "Selain sebagai riset, energi nuklir itu baru sebatas untuk digunakan pertanian, peternakan, dan kedokteran," ujarnya.



Wawan H Purwanto juga mengakui isu pembangunan energi nuklir di Indonesia menimbulkan pro-kontra di masyarakat karena sebagian besar belum memahami pentingnya memiliki energi nuklir, (rid/zis/jon)



Sumber : http://bataviase.co.id/node/647282



ReadFull Article ..