Minggu, 08 Desember 2013

Browse Manual » Wiring » » » » » Cerita Pendek Tentang Cerita Pendek Pandi

Cerita Pendek Tentang Cerita Pendek Pandi

Cerita Pendek Tentang Cerita Pendek Pandi

Aku duduk di sebuah bangku kuliah yang usang dan berdebu, kelihatan penuh coretan lalu mencoret namaku sendiri di atas sebuah buku, yang bertuliskan ‘PANDI’, ya, aku bernama  pandi, seorang mahasiswa yang melamunkan nasibnya diantara bayangan hitam dan putih, di antara malaikat dan setan yang akan membawaku kemasa depan yang belum tau akan jadi apa nantinya, masih semu tak terbayang oleh diriku sendiri mengarungi ombak kehidupan yang penuh dengan bahaya.


Telah aku reguk pahit manisnya bangku kuliah, meratapi nasib di ruangan bewarna biru, sudah 2 tahun kurang dan kini aku telah semester 4. Aku anak tunggal (satu-satuna dikeluarga).

Sudah letih jari-jari ini menggempal goresan pena. Berteman dengan buku dan bergaul oleh uang yang bermaslah dengan hidup dan matinya keluargaku. Setumpuk harapan yang terkesan membumbung tinggi di otak, yang slalu ingin aku keluarkan dan membawanya ke tempat tertinggi yang akan disaksikan awan biru dan kumpulan burung-burung yang bernyanyi menandakan aku datang dengan kesuksesan melekat ditubuh ini, yaaa..aku ingin seperti itu,, laksana sang raja memandang rakyatnya dan rakyat pun menghormatinya, aku ingin kebahagiaan itu menari-nari di pelupuk mata, bernyanyi laksana burung yang bahagia di pagi hari terbang dari sangkarnya untuk berpetualang di langit,yang menjadi saksi aku berhasil menggenggam dunia.

Tapi kenyataannya saat ini semua hanya khayalan belaka, apa mungkin aku menjangkau dunia itu ??, yang tak hanya ocehan besar, omong kosong, dan tipuan belaka yang bisa aku katakan kepada orang tuaku.

“pandi,,kapan kamu kerja nak ?” apakah setelah lulus wisuda nanti, kmu mendapat pekerjaan yang bagus nak ?”
“apakah kamu bisa membahagiakan orangtuamu yang sudah tua ini, untuk melihatmu sukses dan berhasil nak ??” ucap ibu dan bapak kepadaku.
 
Selalu kata-kata itu yang mereka ucapkan. Memang, ibu dan bapakku sudah tidak muda lagi, mereka sudah tua. Kalau bapakku, betapa sedihnya aku, ketika melihat taman-teman sebayanya menikmati masa-masa pensiun dengan ongkang-ongkang kaki dirumah, degan perut buncit yang menandakan sukses, bahagia dan makmur di hari tua. Tetapi,,,lihat ayahku !! beliau bermandikan keringat, mengayuh becak di teriknya matahari, mengais rezeki yang dipergunakan untuk menghidupi keluarganya. Dan tentunya sebagian besar hasil jerih payahnya itu untuk membiayai kuliahku. Sudah letih rasanya kaki bapakku yang teramat rapuh itu untuk mengayuh becak, yang seharusnya bersantai dirumah meikmati hari tuanya.

“tenang saja bu, suatu saat nanti kita akan kaya,,pandi akan membahagiakan ibu dan bapak dengan uang pandi sendiri,,kita akan membangun istana yang megah jauh lebih megah dari gubuk kita saat ini, untuk tempat kita berteduh dan tempat bapak serta ibu menikmati masa-masa tua dengan layaknya dengan bahagia”. Ucapku kepada orangtuaku.

Setiap mereka mendengar perkataanku, wajah mereka seperti mendapat titik cerah, senyum yang merekah di wajah yang sudah keriput itu. Matanya mengharu biru ada sebuah  harapan untuk bangkit dan bisa merasakan bahagia di hari tua.

Sekarang ini, semuanya bukan hanya sekedar lamunanku. Toh, aku punya impian yang akan kutarik masuk kedalam semangatku. Hari demi hari ku lewatkan dengan berbagai buku ilmu pengetahuan yang aku pinjam dari berbagai tempat mulai dari teman-teman hingga perpustakaan, semua itu aku persiapkan sebagai bekal ditempatku bekerja nanti.

Bertahun-tahun aku lewati, dan akhirnya tibalah saat yang aku nantikan,,ujung dari perjuanganku selama kuliah.. inilah saatnya aku wisuda, aku melangkah dengan sebuah senyuman, terlihat rona bahagia diraut wajah kedua orangtuaku.

lanjutkan nak “ bekerjalah ditempat yang kau inginkan “ucap ibuku.
“tenang saja bu.. IPK ku tinggi,, dengan nilai ini aku pasti akan mendapatkan pekerjaan yang bagus, aku akan merantau ke jakarta untuk mewujudkan impianku juga impian bapak dan ibu”. Kataku dengan penuh semangat.
Aku akan kerja, merantau ke jakarta untuk mencari kerja yang aku impikan.” kataku dengan penuh semangat..

Aku pun meninggalkan tanah kelahiranku, aku sedih meninggalkan ibu dan bapak sendirian di dalam sebuah gubuk yang tak layak di huni, beralas tanah dan beratap alng-alang, tetapi aku janji dengan diriku sendiri, ingin membahagiakan mereka. Akan ku buat istana yang megah itu untuknya.

Hari demi hari di lewati, aku pun sudah mendapatkan kerja, tahun demi tahun berjalan,aku pun naik pangkat, dan kini aku merasakan kerja yang di impikan .aku akan bawa orang tuaku ke jakarta dan menempatkan sebuah rumah mewah untuk mereka tempatkan di hari tua. 

Sekarang aku ingin ke kampung halamanku, sudah lama aku tidak ke sana melihat beliau, aku rindu sekali.di atas perjalanan, aku membayangkan betapa bahagianya orang tuaku punya anak sepertiku yang berhasil dan membanggakan mereka,.

Tibalah aku di kampung halamanku, semua telah berubah, setiap langkah kaki menjadi saksi mataku melihat semua hal yang telah berubah setelah sekian lama aku tinggalkan,,tetapi rasanya ada yang aneh,,”di mana rumahku??” di manakah gubuk yang reot itu tapi bagiku itu adalah istana khayalan tempat berbagi suka dan duka bersama kedua  mataku saat ini,,seorang  bapak-bapak dari  belakang menepuk pundakku, dialah tetanggaku, dan dia berkata:;

“SABAR YA NAK, KAMU PASTI SUDAH MELIHAT BENDERA KUNING ITU DAN RUMAHMU YANG SUDAH TERBAKAR”

======================================================
Nama:herwanda pratama
Kontak person:08975713164/07217196649
Alamat:jl dr setia budi ,teluk betung bandar lampung
Fb:wanda_tams@yahoo.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar